Kemempuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari #

Nama Peneliti     : Mas Jaya
Stambuk Peneliti    : A1D1 07 008
Judul Penelitian    : Kemempuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa       Kelas X SMA Negeri 9 Kendari
Dosen  Pembimbing  1    : La Ode Syukur,S.Pd.,M.Hum
Dosen Pembimbing II    : Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum
                                



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penalitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X d SMA Negeri 9 Kendari tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 257 siswa. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah total sampling (sampel dengan mengambil keseluruhan siswa).

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa dari 257 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 228 orang atau 89% siswa mampu dalam menulis pengalaman pribadi. Sedangkan, 29 orang atau 11 % siswa  dikategorikan tidak mampu dalam menulis pengalaman pribadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari tergolong mam[pu dalam menulis pengalaman pribadi.

Kata Kunci: kemampuan, menulis, pengalaman, pribadi, pengalaman pribadi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keterampilan menulis merupakan satu dari empat jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Tiga diantaranya yaitu ketermpilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Olehnya itu, dengan adanya materi ajar yang berkaitan tentang menulis, diharapkan siswa dapat betul-betul memahami semua hal yang berkaitan tentang kebahasaan.
 
Syafi’ie (1988: 42) menyatakan bahwa keterampilan menulis itu penting dikuasai, maka perlu adanya upaya dalam pembelajaran menulis yang terencana. Menulis adalah keterampilan yang dapat dipelajari. Orang yang tidak mempunyai bakat menulis, namun mau belajar untuk menulis dengan sungguh-sungguh maka dia pun dapat menjadi penulis yang baik.
 
Penulis mengambil materi menulis pengalaman pribadi sebagai instrument penelitian didasari suatu perimbangan bahwa menulis pengalaman pribadi merupakan salah satu bahan ajar pada siswa kelas X semester dua SMA Negeri 9 Kendari. Selain itu, menulis pengalaman pribadi diharapkan dapat membuat siswa bereksplorasi dalam tulisannya. Sehingga, siswa dapat menceritakan pribadinya sendiri berdasarkan pengalaman yang pernah ia lalui.
 
Kajian Pustaka
Pengertian Menulis
 
Menurut Suparno (2004: 15) bahwa proses manulis merupakan serangkaian aktifitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap pra penulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan. Ketiga tahap ini harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang dalam proses tulis menulis.
Syafi’ie (1988: 45) mengemukakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah manuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginsn dan kemauan serta informasi ke dalam bahasa Indonesia tulis  kemudian mengirimkannya kepada orang lain. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya kedalam formasi ragam bahasa tulis.
Hartig (dalam Tarigan 1990: 24) menyebutkan tujuan menulis yaitu tujuan penugasan( bukan kemauannya sendiri), tujuan altruistic (menyenangkan para pembaca), tujuan persuasive (meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan), tujuan informsional (memberi informasi/ keterangan), tujuan pernyataan diri (memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang), tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.   

Menulis Pengalaman Pribadi
 
Menurut Tarigan (1994: 31), tulisan pribadi suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang  paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Dengan catatan atau laporan probadi yang tertulis, kita dapat menangkap kembali atau merekam secara tepat apa-apa yang telah kita rasakan atau alami di masa lalu.
 
Menurut Triyanto (2007: 13-15) jenis-jenis pengalaman pribadi ada enam, yaitu pengalaman lucu, pengalaman aneh, pengalaman mendebarkan, pengalaman mengharukan, pengalaman memalukan, dan pengalaaman menyakitkan.
 
Pada umumnya struktur cerita pengalaman pribadi menggunakan alur maju. Diawali dengan pengenalan, konflik, klimaks, dan pengakhiran. 
 
Rangkaian cerita dalam menulis pengalaman pribadi dilakukan secara berurutan dan sistematis. Dalam menulis pengalaman pribadi juga pengembangan gagasan. Pengembangan gagasan inilah yang akan menyatukan ide secara utuh dan padu untuk disampaikan secara tertulis.
     
Menulis pengalaman pribadi memiliki kebermanfaatan yang khas, yaitu penulis dapat mengungkapkan pesan dan perasaannya terhadap pembaca ihwal pengalaman pribadinya sesuai dengan apa yang dialami oleh penulis tersebut dengan berbagai topik yang menarik. 
  
METODE PENELITIAN

Jenis dan Metode Penelitian
 
Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian lapangan. Datanya diperoleh dari hasil kerja lapangan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian pada bab pendahuluan. Sebagai jenis penelitian lapangan, metode yang dipakai adalah metode deskriptif kuantitatif.
 
Teknik Pengumpulan Data
 
Pengumpulan data dilkaukan dengan menggunakan instrument menulis pengalaman pribadi. Oleh karena itu penulis akan dibantu oleh Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data yang diperoleh dari hasil kerja siswa yang tela terkumpul, akan diolah untuk menentukan kriteria sebuah penulisan pengalaman pribadi sesuai dengan aspek yang dinilai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 1. Memberi kode pada lembar jawaban siswa agar mudah memeriksa jawaban.
2. Memberi angka, khususnya kepada data yang dikuantifikasikan.
 3. Memasukan data ke dalam table.
 4. Mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif yaitu rata-rata kemampuan siswa.
 5.  Membuat interpretasi hasil pengolahan data.
 
Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, dalam pendeskripsian dilakukan teknik persentase untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Oleh sebab itu, akan digunakan rumus membagi perolehan siswa dengan skor maksimal dikalikan dengan 100 % sebagai berikut:

P=(∑^Fx)/n x100 %

Keterangan:
P = Kemampuan
∑▒Fx = Jumlah skor yang diperoleh
n  = Jumlah skor maksimal
(Supriadi, 1991:286)
 
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat criteria kategori kemampuan pada table berikut:

Tabel:
Kriteria Kategori Kemampuan
Kategori    Rentang Skor    Persentase Kemampuan
Mampu    8,4 – 12    70 – 100 %
Tidak Mampu    1 – 8,3    1 - 69 %
    (SMA Negeri 9 Kendari)

Dari table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Siswa dapat dikatakan mampu apabila mencapai skor 8,4-12, atau presentase kemampuan responden 70-100%
Siswa dikatakan kurang mampu apabila mencapai skor 1-8,3, atau presentase kemampuan responden 1-69%.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, penulis berpedoman pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SMA Negeri 9 Kendari, yaitu 70.
 
HASIL DAN PEMBAHASAN
 
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai kemampuan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari tahun 2010/2011. Kemampuan tersebut diukur dari aspek: (1) ketepatan dalam mendeskripsikan pokok permasalahan (tempat, waktu, peristiwa, dan alur yang baik), (2) penggunaan bahasa ekspresif (dalam menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan gambaran tentang dirinya), (3) pilihan kata (diksi).
 
Data Hasil Penelitian
 
Dari penelitian diperoleh data sebagai berikut.
 
Dari 257 responden terdapat 228 responden yang mampu mempeoleh rentang skor 9-12 pada seluruh aspek nkemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Rinciannya yaitu: 3 orang siswa memperoleh skor 12, 60 orang memperoleh skor 11, 90 orang siswa memperoleh skor 10, 75 orang siswa memperoleh skor     9.

Kategori mampu = 228/257x 100%
                            = 89%
 
Dari 257 responden terdapat 29 responden yang kurang mampu dengan rentan skor 0-8. Rinciannya yaitu: 12 orang siswa memperoleh skor 8, 9 orang siswa memperoleh skor 7 dan 8 orang siswa memperoleh skor 6.
Kategoti tidak mampu = 29/257x 100%
                                           = 11%
 
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa dalam kategori mampu mencapai 89% dean yang t6idak mampu mencapai 11%. Dengan demikian, rata-rata perolehan nilai siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari dalam menulis pengalaman pribadi dapat dikatakan telah mampu secara individual karena telah mencapai 89%. Siswa dikatakan mampu, berdasarkan acuan yang berlaku di SMA Negeri 9 Kendari, yaitu 70.
 
Analisis Hasil Penelitian pada Setiap Aspek

Data dan Analisis Aspekm Deskripsi Pokok Pengalaman
Tabel 5
Penyebaran Jumlah Perolehan Skor Kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada Aspek Deskripsi Pokok Pengalaman
Jumlah Perolehan Skor Siswa    Frekuensi    Fx
4    8    32
3    215    645
2    34    68
1    0    0
Jumlah    257       ∑745
 
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan gambaran bahwa terdapat 8 orang siswa memperoleh skor 4 dengan Fx (8 x 4 =32), 215 orang siswa memperoleh skor 3 dengan Fx (3 x 215=645) dan 34 orang siswa memperoleh skor 2 dengan Fx (2 x 34=68).
 
Data pada aspek deskripsi pokok pengalaman menunjukan total perolehan skor siswa yaitu 32+645+68=745. Skor tertinggi padan aspekm ini adalah skor 4. Sedangkan jumlah responden yaitu sebanyak 257 orang siswa. Jadi, skor maksimal pada aspek ini yaitu 4 x 257 = 1028. Dengan demikian, untuk mencari tingkat kemampuan siswa pada aspek deskripsi pokok pengalaman maka dapat dirmuskan sebagai berikut.

Kemampuan  = 745/1028x 100%
                       = 72,4%
 
Gambaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi pada aspek tokoh/penokohan bias dikatakan tidak mampu (72,4%). Karena belum mencapai skor berdasarkan ketentuan (KKM), yaitu 70%.
 
Data dan Analisis Aspek Bahasa Ekspresif
Tabel
Penyebaran Jumlah Perolehan Skor Kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada Aspek Bahasa Ekspresif
Jumlah Perolehan Skor Siswa    Frekuensi    Fx
4    66    264
3    164    492
2    27    54
1    0    0
Jumlah    257    ∑810

 
Berdasarkan tabel tersebut dapat digambarkan bahwa terdapat 66 orang siswa memperoleh skor 4 dengan Fx (4 x 66 = 264), 164 orang siswa  memperoleh skor 3 dengan Fx (3 x 164 = 492) dan 27 orang siswa memperoleh skor 2 dengan Fx (2x27 =54).
 
Data pada aspek bahasa ekspresif menunjukan total perolehan skor siswa yaitu 264 + 492 + 54 = 810. Skor tertinggi pada aspek ini adalah skor 4. Sedangkan jumlah responden yaituj sebanyak 257 orang siswa. Jadi, skor maksimal pada aspek ini yaitu 4 x 257 = 1028. Dengan demikian, untuk mencari tingkat kemampuan siswa pada aspek bahasa ekspresif maka dapat dirumuskan sebagai berikut.

Kemampuan = 810/1028x 100%
                     = 79%
 
Gambaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis pengalaman pribadi pada aspek bahasa ekspresi bias dikatakan mampu karena telah mencapai skor berdasakan ketentuan (70%), yaitu 79%.

Data dan Analisis Pilihan Kata

Table
Penyebaran Jumlah Perolehan Skor Kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada Aspek Pilihan Kata
Jumlah Perolehan Skor Siswa    Frekuensi    Fx
4    145    580
3    97    291
2    15    30
1    0    0
Jumlah    257    ∑901

 
Berdasarkan tabel 7 tersebut didapatkan gambaran bahwa terdapat 145 orang siswa memperoleh skor 4 dengan Fx (4 x 145 = 580), 97 orang siswa memperoleh skor 3 dengan Fx (3 x 97 = 291), dan 15 orang siswa memperoleh skor 2 dengan Fx (2 x 15 = 30).
 
Data pada aspek pilihan kata menunjukan total perolehan skor siswa yaitu 580 + 291 + 30 = 901. Skor tertinggi pada aspek ini adalah skor 4. Sedangkan jumlah responden yaitu sebanyak 257 orang siswa. Jadi, skor maksimal pada aspek ini yaitu 4 x 257 = 1028. Dengan demikian, untuk mencari tingkat kemampuan siswa pada aspek pilihan kata maka dapat dirumuskan sebagai berikut.

Kemampuan = 901/1028x 100%
                     = 88%
 
Gambaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi pada aspek pilihan kata dikatakan mampu karena telah mencapai skor berdasarkan ketentuan (70%), yaitu 88%.

Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan gambaran analisis presentase tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi menunjukan nilai yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel
Rankuman Data Kemampuan Menulis Cerpen dari Aspek Tokoh/Penokohan, Alur, dan Kesesuaian Isi dengan Topik
Aspek    Kemampuan    Kategori
Deskripsi Pokok Pengalaman    72,4%    Mampu
Bahasa Ekspresif    79%    Mampu
Pilihan Kata    88%    mampu

     
Mengacu pada table tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari sudah diktakan mampu. Ketiga komponen (aspek yang dinilai) dikatakan dalam kategori mampu. Komponen mampu yang menduduki komponen tertinggi adalah aspek pilihan kata sebesar 88%. Kemudian diikuti dengan aspek bahasa ekspresif sebesar 79%. Dan selanjutnya, pada aspek deskripsi pokok pengalaman, yaitu sebesar 72,4%.
 
Berdasrkan apa yang telah diuraikan dapatlah dipresentasikan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari sebagian besar sudah mampu menulis pengalaman pribadi. Meskipun demikian
Sedikit pula siswa yang tidak mampu menuliskan pengalaman pribadinya tersebut. Hal ini menjadi tanggungjawab guru bahasa Indonesia untuk senantiasa meningkatkan kemempuan siswa-siswinya dalam hal menulis pengalaman pribadi, utamanya pada aspek deskripsi pokok pengalaman yang paling rendah untuk dikuasai oleh siswa. Selain itu, upaya lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi pihak sekolah harus ikut berperan langsung dengan menyediakan berbagai macam buku, yang berkaitan dengan penulisan, khususnya penulisan pengalamn pribadi. Dengan demikian,solusi pemecahan masalah untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pengalamn pribadi dapat teratasi.
 
Jika dilihat dari tiga aspek yang dinilai dari penulisan pengalamn pribadi ini, aspek pilihan kata memperoleh nilai tertinggi, yaitu 88%. Hal ini disebabkan karena siswa telah mampu memahami dan menempatkan kata yang cocok selama menulis pengalaman pribadi. Aspek kemampuan yang terendah terdapat pada aspek deskripsi pengalaman dengan presentase 72,4%. Factor penyebab hal ini dikarenakan siswa masih kurang mengetahui dan menguasai cara mendeskripsikan pokok pengalaman dalam sebuah pengalaman pribadi seperti yang dikemukakan peneliti pada instrumen yang disediakan.
 
Berdasarkan hasil perolehan siswa pada tiga aspek penilaian penulisan pengalaman pribadi,dapat disimpulkan bahwa persentase kemampuan siswa SMA Negeri 9 Kendari dalam menulis pengalaman pribadi mencapai 80% yang berarti berada  pada kategori mampu,karena telah memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKN) SMA Negeri 9 Kendari yaitu 70%.



DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga
Depdiknas, 2006. Penilaian Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian dan     Pengembangan
Diponegoro, Mohammad. 1994. Yuk,Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: Pustaka     Pelajar
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra.     Yogyakarta: Kota     Kembang
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi
Suparno. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta. Universitas Terbuka.
Suriamiharja dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta:Depdikbud
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.     Bandung:     Angkasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Membaca Atas-Bawah, Bawah Atas, dan Timbal Balik

Tokoh dan Penokohan

Peranan Kurikulum dan Materi Ajar